“.....Dan bila Matahari terbit dari
ufuk timur....
......itulah kami Pramuka......”
“.....Dan bila Rajawali terbang dari
ufuk barat....
.....itulah kami Pramuka......”
“.....Heeeeyaaaaa....
Hoooooaaaeeyaaaa....(Hooooaaaeeyaaaa)”
Penggalan
lagu diatas adalah salah satu lagu yang selalu aku kenang dan terkadang
terlintas dalam benak pikiranku dikala pikiran ini telah berat dan mulai
mengimajinasikan hal-hal yang jauh dari apa yang sedang dalam pekerjaan saat
itu atau bisa dikatakan “melamun”.
Yah,
lagu yang diciptakan oleh temanku (kurang tahu benar atau tidak.red) yang jelas
lagu ini selalu terngiang dalam ingatanku yang akan selalu mengingatkanku pada
momen di tahun 2005-2008 selama masa hidupku dan barangkali akan tetap aku
ingat hingga aku tua, “the greatest gold
memoirs ever after”
Mungkin banyak hal
yang ingin aku ceritakan dalam 3 tahun tersebut, namun karena pada dasarnya aku
adalah orang cukup malas untuk bercerita jadi semoga ada part-part lain yang
bisa diceritakan setelah cerita ini.. hehehe
Yak,
cerita dimulai semenjak aku adalah seorang “Pramuka”, ingat lo “Pramuka” dan
kala itu aku masuk disebuah SMP terfavorit di kota asalku. Yah penuh perjuangan
masuknya dan tentunya juga harus diikuti dengan perjuangan untuk berprestasi (basic life principal).
Sedikit flashback sebenarnya ada perdebatan
antara aku dan orang tuaku ketika aku memilih masuk SMP ini. Orang tuaku ingin
aku masuk di SMP yang dulu tempat dimana Ayah dan Kakakku bersekolah disana
tapi aku tidak mau. Saat itu aku benar-benar memantapkan hati bahwa “aku yakin kalo aku masuk SMP ini aku bisa
merubah diriku dan keluargaku, aku yakin dengan pilihanku karena ini adalah
hidup dan masa depanku”, yah kira-kira itulah yang aku ucapkan dalam hati
untuk bisa menguatkan hati yang terkadang lemah oleh perkataan orang tua. Ingat
hati itu organ paling lemah dan selalu perlu dukungan, “all izz well”. Singkat cerita aku berhasil masuk dan sekolah
disana, orang tuaku ikhlas dan akhirnya mendukung dan alhamdulillah lagi
sekolahnya gratis tiga tahun, tidak ada SPP hanya bayar uang pangkal dan
seragam jadi orang tuaku tidak terbebani soal biaya sekolahku.
Pada saat awal
masuk sekolah, ada kegiatan namanya MOS (Masa Orientasi Siswa) yah pengenalan
sekolah kepada siswa intinya. Di hari terakhir masa orientasi rupanya ada
kegiatan persami (perkemahan sabtu minggu), seluruh siswa baru wajib ikut dan
kelompok dibagi atas kelas orientasi. Akhirnya kelompok terbentuk, dapat tenda
dan mulai kegiatan persami di akhir masa orientasi.
Kemah adalah
kegiatan yang paling ingin aku lakukan sejak kecil. Dulu waktu di SD tidak
pernah ada kegiatan kemah, padahal niatan ikut Pramuka itu biar bisa ikut
kemah. Tapi nyatanya tidak ada kemah dan kemah pertamaku adalah waktu SMP.
Oke, perkemahan
pun dimulai, saat pemilihan pemimpin regu sekali lagi aku tak pernah mengerti
dengan orang disekitarku. Aku selalu apa adanya dan tidak ingin menonjol tapi
mereka selalu melihat dan memandangku bahwa aku cakap untuk menjadi seorang
pemimpin mereka. Sebenarnya aku ingin tahu, “apa
sih yang kalian lihat dariku yang membuat kalian yakin bahwa aku pantas
memimpin kalian?” Pada akhirnya memang akulah yang terpilih menjadi seorang
pemimpin bagi reguku. Nama regu kami adalah elang.
Dimulai dengan
mendirikan tenda dan rangkaian kegiatan perkemahan pun dimulai hingga pada sore
hari menjelang malam, tiap pemimpin regu dipanggil untuk berkumpul. Kakak
panitia menjelaskan bahwa acara selanjutnya adalah api unggun dan diperlukan
beberapa peserta untuk membacakan dasa dharma dalam proses penyalakan api
unggun. Oleh karena itu dimintalah perwakilan dari tiap peserta untuk ikut
seleksi pembacaan dasa dharma dan nantinya akan menjadi petugas pembawa obor
api unggun.
Aku pun
kembali ke reguku dan menyampaikan pengumuman tersebut kepada rekan-rekan. Ternyata,
tidak ada satupun dari mereka yang hafal dengan dasa dharma kecuali aku dan
temaku Adit. Hah, sehingga akupun berangkat lagi untuk mengikuti seleksi itu.
Panitia telah memanggil peserta seleksi dan seleksi pun dimulai. Masing-masing
peserta diharuskan membacakan dasa dharma sesuai dengan nomor urut barisannya
dengan keras dan lantang. Seleksi selesai dan yang terpilih hanya satu orang
dari sekian banyak peserta perwakilan regu yang ikut berkemah, yakni aku.
Saat itu ada
rasa bangga bagiku karena ini kali pertamanya dalam hidupku aku bisa menjadi
bagian dari proses penyalaan api unggun. Setelah terpilih aku kembali ke reguku
dan menyampaikan bahwa aku terpilih. Respon yang biasa ditunjukkan dari rekan
sereguku. Entah aku tak tahu kenapa tapi aku hanya berpikir mungkin mereka
sedang sibuk untuk memikirkan pentas seni yang akan diselenggarakan saat api
unggun nantinya.
Tidak lama
berselang aku pun dipanggil untuk mengikuti latihan proses penyalakan api
unggun. Tak kusangka rupanya sembilan dari sepuluh orang yang nantinya akan
membacakan dasa dharma adalah kakak-kakak angkatan dan hanya aku yang masih
seorang siswa baru. Rasa canggung dan malu-malu pun terbesit dalam perasaanku
tapi aku tetap berusaha menguatkan hati. Latihan pun telah selesai dan kegiatan
api unggu pun dimulai. Alhamdulillah aku bisa menjalankan tugas dengan baik dan
api unggun menyala dengan sangat indahnya. Pentas senipun dimulai dan akupun
diminta untuk kembali bergabung kembali dengan reguku. Malam itu merupakan
malam yang cukup dingin menjadi hangat karena nyala api unggun.
Pensi telah
berakhir, semua peserta diminta untuk kembali ke tenda dan berisitirahat.
Keesokan harinya kegiatan kemah berlanjut dengan penjelajahan dan berakhir pada
siang hari. Saat pembagian juara, sayang regu yang aku pimpin belum beruntung
dan elang harus terjatuh dari tempat dimana ia terbang.
Setelah itu
hari-hariku bersekolah dimulai, kenal dengan teman baru, guru-guru baru, dan
lingkungan baru, hingga suatu hari waktunya untuk memutuskan ingin ikut
ekstrakurikuler apa. Aku pun menemui teman lamaku Rizki untuk berdiskusi dan
mengajaknya untuk ikut ekstrakurikuler yang sama. Aku menyatakan kepada akan
ikut Pramuka, tapi dia mengatakan jangan karena di Pramuka hanya akan
dimarah-marahi dan dibentak-bentak. Dia menyarankan kepadaku untuk ikut PMR
karena kegiatannya lebih ringan dan menyenangkan.
Setelah
berdiskusi dengan Rizki, aku pun mulai menimbang-nimbang dan akhirnya
memutuskan untuk ikut bersamanya yakni menjadi anggota PMR dan tidak mengikuti
Pramuka. Dua minggu berselang setelah beberapa ekstrakurikuler menggelar
latihan perdana dan keduanya. Dalam perjalananku kembali ke kelas dari kanti
sekolah, salah seorang kakak kelas memanggilku tanpa menyebutkan namaku. Dia bertanya
kepadaku apakah aku adalah orang yang kemarin ditunjuk jadi pembaca dasa dharma
saat api unggun di persami sekolah. Aku pun menjawab “iya”. Lalu sang kakak
melanjutkan ucapannya yang intinya menyarankan aku untuk ikut latihan Pramuka
dan ikut ekstrakurikuler Pramuka. Dan aku pun memberi jawaban aku akan
memikirkannya.
Di hari Sabtu,
aku pun memberanikan diri untuk hadir dalam latihan Pramuka. Rupanya cukup
banyak pula siswa baru yang ikut Pramuka dan lambat laun pun aku menjadi suka
dan kerasan untuk menjalani latihan Pramuka, dan karena aku juga sudah ikut
dalam latihan PMR maka aku pun akhirnya harus mengikuti dua ekstrakurikuler,
yakni Pramuka dan PMR. Aku pun tak masalah dan menjalaninya dengan senang.
Hampir satu
tahun aku mengikuti latihan Pramuka dan yang bertahan hingga sekarang ada
sekitar 20 orang, meskipun demikian tidak semuanya selalu aktif datang saat
latihan. Suatu hari ada pengumuman dari pembina bahwa sekolah akan berpartisipasi
dalam kegiatan LT 2 dan ACAPELA. Oleh karena itu dipersiapkan regu yang akan
berangkat mengikuti kegiatan lomba tersebut. Dikarenakan kegiatan LT 2 lebih
dekat daripada ACAPELA yang waktu pelaksanaannya masih 3 bulan lagi maka
sekolah hanya akan mengirimkan satu regu putra dan satu regu putri untuk
mengikuti dua lomba tersebut.
Akhirnya
mulailah pemilihan anggota yang akan mengikuti lomba tersebut untuk mewakili
sekolah. Sekolah telah memiliki nama regu baku yang digunakan untuk mengikuti
lomba-lomba tersebut, yakni Regu Rajawali untuk putra dan Regu Matahari untuk
putri. Dalam perlombaan kali ini adik-adik kelas satu yang lebih ditekankan
untuk ikut karena kakak-kakak kelas dua sudah pernah mengikuti lomba ACAPELA.
Oleh karena itu, untuk memberikan pengalaman kepada adik-adik kelas, maka
adik-adik kelaslah yang dikirim untuk mengikuti lomba. Dan yang terpilih
menjadi pemimpin Regu Rajawali adalah aku dan pemimpin Regu Matahari adalah Rani
Widya Samara.
Perekrutan
anggota pun dimulai dan materi latihan mulai dipadatkan untuk mepersiapkan
mengikuti LT 2 yang akan diselenggarakan dua bulan lagi... –cerita selanjutanya bersambung di bagian yang lain-

Tidak ada komentar:
Posting Komentar