Selasa, 10 Mei 2016

Dunia Lain dari Mappak


Sebuah dunia tercipta di belahan bumi Sulawesi Selatan. Daerah yang berada di antara perbatasan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Memiliki topografi pegunungan dengan aliran sungai besar yang menjadi sumber kehidupan utama. Daerah tersebut dikenal dengan nama Mappak, sebuah kecamatan yang terisolir dan terpinggirkan dari sebagian besar kecamatan yang terdapat di Kabupaten Tana Toraja. Kecamatan Mappak terbagi atas 5 lembang dan 1 kelurahan, yaitu Lembang Butang, Lembang Miallo, Lembang Tanete, Lembang Sangpeparikan, dan Lembang Dewata serta Kelurahan Kondodewata.

Disebut sebagai dunia lain karena di era modern saat ini, masyarakat Mappak masih belum merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya. Akses jalan untuk menuju ke lembang-lembang di Mappak masih sangat sulit. Selain itu, belum adanya jaringan telekomunikasi membuat daerah ini menjadi daerah yang jauh dari kata globalisasi. Walaupun demikian, dibalik kesulitan medan dan akses telekomunikasi. Mappak menyimpan harta karun yang sangat luar biasa, yakni kondisi alam yang masih sangat asri dan seimbang, menjadikan masyarakat hidup dengan harmonis dengan alam.

Untuk menuju Mappak memang diperlukan sebuah perjuangan keras karena medan yang sangat luar biasa sulit. Jalanan yang dilalui adalah batu-batuan dan tanah lempung yang jika musim hujan tiba maka tanah tersebut akan berubah menjadi kubangan lumpur. Selain itu jalanan juga mendaki dengan disisi-sisinya berupa tebing dan jurang. Awa saja jika kendaraan yang dikendarai tiba-tiba hilang kendali dalam kecepatan yang masih tinggi, maka bersiap untuk menghadapi resik jatuh ke dalam jurang atau menabrak tebing.
Kendaraan yang bisa dikatan mudah untuk mengakses kesana hanyalah kendaraan darat seperti sepeda motor atau mobil 4 WD. Pada musim kemarau, semua kendaraan darat dapat masuk dengan lancar, namun saat musim hujan telah datang, banyaknya lumpur dan kondisi tanah yang tidak stabil mengakibatkan longsor. Sehingga membuat jalanan menjadi semakin jelek dan sulit untuk dilalui.

Meskipun akses menuju ke Mappak sangat sulit, hal itu tidak akan menjadi derita karena selama perjalanan mata akan disuguhkan dengan pemandangan yang sangat memukau hati. Bentangan lahan sawah dengan sistem tumpang sari yang dibelah oleh aliran Sungai Mappak begitu memanjakan mata.

Setelah perjalanan panjang, maka mulailah tampak lembang pertama Kecamatan Mappak, yakni Lembang Butang. Selanjutnya jika terus mengikuti jalan poros, maka akan sampai di Lembang Miallo, lanjut ke Lembang Tanete, dan berujung ke Kelurahan Kondodewata. Untuk menuju ke Lembang Sangpeparikan maka rute yang dituju adalah arah menuju puncak gunung dari arah Lembang Tanete. Sedangkan untuk menuju ke Lembang Dewata, perjalanan dilanjutkan dari Kondodewata terus menuju ke arah Kantor Kecamatan Mappak baru nanti akan tiba di Lembang Dewata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Perjalanan Pasti Akan Berakhir

Aku tidak tahu kapan aku memulainya karena dengan demikian aku berharap tidak akan pernah ada akhirnya. Deburan ombak dan hembusan angin s...