Senin, 11 Juli 2016

Desa Miallo, Kecamatan Mappak, Kabupaten Tana Toraja





                Berada di ujung Barat Laut dari Propinsi Sulawesi Selatan, terdapat sebuah daerah yang berbatasan langsung dengan Propinsi Sulawesi Barat. Daerah tersebut memiliki topografi pegunungan dengan ketinggian rata-rata diatas 1000 mdpl. Daerah tersebut bernama Mappak, masuk dalam teritorial Kabupaten Tana Toraja yang berbatasan dengan Kabupaten Mamasa. Kecamatan Mappak terdiri atas 5 desa dan 1 kelurahan, diantaranya adalah Desa Butang, Desa Miallo, Desa Tanete, Desa Sangpeparikan, Desa Dewata, dan Kelurahan Kondodewata.


                Desa Miallo merupakan salah satu desa tertua diantara kelima desa lainnya. Berdiri semenjak zaman penjajahan Belanda dan hingga saat ini masih terdapat peninggalan Bangsa Belanda yaitu berupa sebuah bangunan tua yang sekarang dijadikan kantor desa dan sebuah benteng yang terletak di atas gunung. Akses untuk menuju ke Desa Miallo bisa dikatakan sangat sulit karena perjalanan harus melalui jalanan lumpur dan berbatu yang menanjak dan menurun dengan tebing-tebing curam pada setiap sisi-sisi jalan. Tak jarang banyak kendaraan yang rusak ataupun jatuh ke dalam jurang karena sulitnya medan yang dilalui untuk menuju ke Desa Miallo. Walaupun demikian, suguhan asri dari pemandangan alam menjadi obat penawar dalam perjalanan.


                Desa Miallo dihuni oleh masyarakat yang sebagian besar merupakan kerabat saudara yang sudah sejak lama tinggal di desa tersebut. Sehingga bisa dikatakan bahwa satu desa ini semuanya memiliki hubungan keluarga yang lumayan dekat. Sebagian besar masyarakatnya menganut agama nenek moyang yang disebut Alo’todolo atau juga disebut sebagai Hindu Toraja. Sebagian yang lain sudah ada yang menganut nasrani. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah berkebun. Kopi merupakan komoditas terbesar diantara semua mata pencaharian masyarakat. Selain berkebun, masyarakat juga berprofesi sebagai petani. Namun hasil pertanian kebanyakan tidak dijual, hanya dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat.


                Pemandangan alam yang luar biasa asri dan sangat sejuk memberikan nuansa ketenangan yang jarang bisa ditemui di perkotaan. Di desa ini kita masih dapat melihat hewan-hewan seperti kuda yan dulunya digunakan masyarakat sebagai pengangkut barang, kerbau dan babi yang dipelihara masyarakat untuk dijadikan persembahan saat pesta kematian, dan ayam serta anjing. Desa Miallo merupakan salah satu desa yang wilayahnya dibelah oleh aliran Sungai Mappak. Sungai Mappak memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Aliran Sungai Mappak membantu masyarakat untuk mengairi sawah, selain itu pasir dan kerikil dari aliran sungai ini juga dimanfaatkan untuk membangun jalan dan sarana pra sarana di desa. Selain itu, besarnya debit aliran air Sungai Mappak juga dimanfaatkan masyarakat untuk menghasilkan listrik, yaitu melalui PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) yang sudah beroperasi lebih dari 20 tahun lamanya.

      
          Desa Miallo juga menyimpan sejuta keindahan, selain sawah yang indah dengan tatanan terasering, hutan-hutan pinus dan bambunya, aliran Sungai Mappak, rupanya di Desa Miallo juga tersimpan beberapa air terjun yang sangat indah dan menawan. Salah satu air terjun tersebut berada di Dusun Se’pon. Sebuah dusun yang letakknya jauh diatas gunung. Dari dusun ini, terlihat dengan jelas Desa Tanete, Desa Kondodewata, dan Desa Dewata. Air Terjun setinggi 10 meter ini mengalir deras saat musim hujan. Selain itu, air terjun ini juga digunakan untuk melistriki Dusun Se’pon dengan memanfaatkan debit airnya sebagai pemutar turbin berkapasitas 5 kW (PLTMH) Namun yang patut disayangkan adalah lokasi untuk menuju ke air terjun masih bisa dibilang cukup berbahaya karena disamping masih belum terdapat jalan setapak, jalanan yang dilalui juga sempit dan terdapat jurang yang sangat dalam disisi luarnya. Namun untuk mencapai sebuah tempat yang begitu indah terkadang memang diperlukan perjuangan yang cukup berat.


                Itulah sebagian kecil dari banyaknya keindahan yang dapat di temui di Desa Miallo. Sebuah desa kecil yang masuk dalam daerah yang jauh dari peradaban modern. Jika sedang dalam perjalanan menuju ke Kabupaten Mamasa dari Makasar menggunakan mobil, ketika sampai di daerah Sibanawa carilah jalan menuju ke Kecamatan Simbuang. Jika sedang berada di Kabupaten Tana Toraja, lakukanlah perjalanan dengan menggunakan ojek untuk menuju ke daerah Mappak karena jalan yang ditempuh akan jauh lebih sulit jika menggunakan mobil. Temukan kesejukkan dan keindahan alam yang tiada duanya di Bumi Sulawesi..

4 komentar:

  1. Senang sekali membaca tulsan Anda, membangkitkan rasa rindu saya bisa melihat tanah kelahiran bapak dan mama saya. Mereka berdua lahir di desa Miallo, tahun 1927 dan 1930 masing-masing. Mereka berdua tinggalkan Miallo sejak tahun 1946 dan merantau ke Papua. Mereka berjalan kaki ke Makassar. Terjalnya medan sebagaimana tulisan Anda, saya sulit membayangkan bagaimana bapak dan mama saya begitu bersusah payah menembus medan tersebut. Meskipun setengah abad lebih sudah saya menghabiskan waktu di tanah Papua, tapi hati saya bgitu rindu membayangkan kapan saya bisa melihat Miallo yang Anda lukiskan dalam tulisan ini. Saya terkadang merasa cemburu, ada banyak orang yang sesungguhnya bukan berasal dari Miallo, tetapi sudah menginjakkan kakinya di kampung Miallo, sementara kami sendiri asli anak Miallo, belum juga sempat melihat tanah kelahiran orang tua kami, semoga suatu Tuhan meloloskan kerinduan kami ini. Sukses buat Anda.

    BalasHapus
  2. Salam dari miallo untuk pak sangle ranfa

    BalasHapus
  3. Kalau boleh tahu Kondisi sekarang mappak miallo . Bagaimana ?

    BalasHapus
  4. Tolong foto ibu sy dihapus ��

    BalasHapus

Sebuah Perjalanan Pasti Akan Berakhir

Aku tidak tahu kapan aku memulainya karena dengan demikian aku berharap tidak akan pernah ada akhirnya. Deburan ombak dan hembusan angin s...