Sabtu, 28 Juni 2014

My Half Past Life part 1

            “.....Dan bila Matahari terbit dari ufuk timur....
            ......itulah kami Pramuka......”
            “.....Dan bila Rajawali terbang dari ufuk barat....
            .....itulah kami Pramuka......”
            “.....Heeeeyaaaaa.... Hoooooaaaeeyaaaa....(Hooooaaaeeyaaaa)”


            Penggalan lagu diatas adalah salah satu lagu yang selalu aku kenang dan terkadang terlintas dalam benak pikiranku dikala pikiran ini telah berat dan mulai mengimajinasikan hal-hal yang jauh dari apa yang sedang dalam pekerjaan saat itu atau bisa dikatakan “melamun”.
            Yah, lagu yang diciptakan oleh temanku (kurang tahu benar atau tidak.red) yang jelas lagu ini selalu terngiang dalam ingatanku yang akan selalu mengingatkanku pada momen di tahun 2005-2008 selama masa hidupku dan barangkali akan tetap aku ingat hingga aku tua, “the greatest gold memoirs ever after”
            Mungkin banyak hal yang ingin aku ceritakan dalam 3 tahun tersebut, namun karena pada dasarnya aku adalah orang cukup malas untuk bercerita jadi semoga ada part-part lain yang bisa diceritakan setelah cerita ini.. hehehe
            Yak, cerita dimulai semenjak aku adalah seorang “Pramuka”, ingat lo “Pramuka” dan kala itu aku masuk disebuah SMP terfavorit di kota asalku. Yah penuh perjuangan masuknya dan tentunya juga harus diikuti dengan perjuangan untuk berprestasi (basic life principal).
Sedikit flashback sebenarnya ada perdebatan antara aku dan orang tuaku ketika aku memilih masuk SMP ini. Orang tuaku ingin aku masuk di SMP yang dulu tempat dimana Ayah dan Kakakku bersekolah disana tapi aku tidak mau. Saat itu aku benar-benar memantapkan hati bahwa “aku yakin kalo aku masuk SMP ini aku bisa merubah diriku dan keluargaku, aku yakin dengan pilihanku karena ini adalah hidup dan masa depanku”, yah kira-kira itulah yang aku ucapkan dalam hati untuk bisa menguatkan hati yang terkadang lemah oleh perkataan orang tua. Ingat hati itu organ paling lemah dan selalu perlu dukungan, “all izz well”. Singkat cerita aku berhasil masuk dan sekolah disana, orang tuaku ikhlas dan akhirnya mendukung dan alhamdulillah lagi sekolahnya gratis tiga tahun, tidak ada SPP hanya bayar uang pangkal dan seragam jadi orang tuaku tidak terbebani soal biaya sekolahku.
Pada saat awal masuk sekolah, ada kegiatan namanya MOS (Masa Orientasi Siswa) yah pengenalan sekolah kepada siswa intinya. Di hari terakhir masa orientasi rupanya ada kegiatan persami (perkemahan sabtu minggu), seluruh siswa baru wajib ikut dan kelompok dibagi atas kelas orientasi. Akhirnya kelompok terbentuk, dapat tenda dan mulai kegiatan persami di akhir masa orientasi.
Kemah adalah kegiatan yang paling ingin aku lakukan sejak kecil. Dulu waktu di SD tidak pernah ada kegiatan kemah, padahal niatan ikut Pramuka itu biar bisa ikut kemah. Tapi nyatanya tidak ada kemah dan kemah pertamaku adalah waktu SMP.
Oke, perkemahan pun dimulai, saat pemilihan pemimpin regu sekali lagi aku tak pernah mengerti dengan orang disekitarku. Aku selalu apa adanya dan tidak ingin menonjol tapi mereka selalu melihat dan memandangku bahwa aku cakap untuk menjadi seorang pemimpin mereka. Sebenarnya aku ingin tahu, “apa sih yang kalian lihat dariku yang membuat kalian yakin bahwa aku pantas memimpin kalian?” Pada akhirnya memang akulah yang terpilih menjadi seorang pemimpin bagi reguku. Nama regu kami adalah elang.
Dimulai dengan mendirikan tenda dan rangkaian kegiatan perkemahan pun dimulai hingga pada sore hari menjelang malam, tiap pemimpin regu dipanggil untuk berkumpul. Kakak panitia menjelaskan bahwa acara selanjutnya adalah api unggun dan diperlukan beberapa peserta untuk membacakan dasa dharma dalam proses penyalakan api unggun. Oleh karena itu dimintalah perwakilan dari tiap peserta untuk ikut seleksi pembacaan dasa dharma dan nantinya akan menjadi petugas pembawa obor api unggun.
Aku pun kembali ke reguku dan menyampaikan pengumuman tersebut kepada rekan-rekan. Ternyata, tidak ada satupun dari mereka yang hafal dengan dasa dharma kecuali aku dan temaku Adit. Hah, sehingga akupun berangkat lagi untuk mengikuti seleksi itu. Panitia telah memanggil peserta seleksi dan seleksi pun dimulai. Masing-masing peserta diharuskan membacakan dasa dharma sesuai dengan nomor urut barisannya dengan keras dan lantang. Seleksi selesai dan yang terpilih hanya satu orang dari sekian banyak peserta perwakilan regu yang ikut berkemah, yakni aku.
Saat itu ada rasa bangga bagiku karena ini kali pertamanya dalam hidupku aku bisa menjadi bagian dari proses penyalaan api unggun. Setelah terpilih aku kembali ke reguku dan menyampaikan bahwa aku terpilih. Respon yang biasa ditunjukkan dari rekan sereguku. Entah aku tak tahu kenapa tapi aku hanya berpikir mungkin mereka sedang sibuk untuk memikirkan pentas seni yang akan diselenggarakan saat api unggun nantinya.
Tidak lama berselang aku pun dipanggil untuk mengikuti latihan proses penyalakan api unggun. Tak kusangka rupanya sembilan dari sepuluh orang yang nantinya akan membacakan dasa dharma adalah kakak-kakak angkatan dan hanya aku yang masih seorang siswa baru. Rasa canggung dan malu-malu pun terbesit dalam perasaanku tapi aku tetap berusaha menguatkan hati. Latihan pun telah selesai dan kegiatan api unggu pun dimulai. Alhamdulillah aku bisa menjalankan tugas dengan baik dan api unggun menyala dengan sangat indahnya. Pentas senipun dimulai dan akupun diminta untuk kembali bergabung kembali dengan reguku. Malam itu merupakan malam yang cukup dingin menjadi hangat karena nyala api unggun.
Pensi telah berakhir, semua peserta diminta untuk kembali ke tenda dan berisitirahat. Keesokan harinya kegiatan kemah berlanjut dengan penjelajahan dan berakhir pada siang hari. Saat pembagian juara, sayang regu yang aku pimpin belum beruntung dan elang harus terjatuh dari tempat dimana ia terbang.
Setelah itu hari-hariku bersekolah dimulai, kenal dengan teman baru, guru-guru baru, dan lingkungan baru, hingga suatu hari waktunya untuk memutuskan ingin ikut ekstrakurikuler apa. Aku pun menemui teman lamaku Rizki untuk berdiskusi dan mengajaknya untuk ikut ekstrakurikuler yang sama. Aku menyatakan kepada akan ikut Pramuka, tapi dia mengatakan jangan karena di Pramuka hanya akan dimarah-marahi dan dibentak-bentak. Dia menyarankan kepadaku untuk ikut PMR karena kegiatannya lebih ringan dan menyenangkan.
Setelah berdiskusi dengan Rizki, aku pun mulai menimbang-nimbang dan akhirnya memutuskan untuk ikut bersamanya yakni menjadi anggota PMR dan tidak mengikuti Pramuka. Dua minggu berselang setelah beberapa ekstrakurikuler menggelar latihan perdana dan keduanya. Dalam perjalananku kembali ke kelas dari kanti sekolah, salah seorang kakak kelas memanggilku tanpa menyebutkan namaku. Dia bertanya kepadaku apakah aku adalah orang yang kemarin ditunjuk jadi pembaca dasa dharma saat api unggun di persami sekolah. Aku pun menjawab “iya”. Lalu sang kakak melanjutkan ucapannya yang intinya menyarankan aku untuk ikut latihan Pramuka dan ikut ekstrakurikuler Pramuka. Dan aku pun memberi jawaban aku akan memikirkannya.
Di hari Sabtu, aku pun memberanikan diri untuk hadir dalam latihan Pramuka. Rupanya cukup banyak pula siswa baru yang ikut Pramuka dan lambat laun pun aku menjadi suka dan kerasan untuk menjalani latihan Pramuka, dan karena aku juga sudah ikut dalam latihan PMR maka aku pun akhirnya harus mengikuti dua ekstrakurikuler, yakni Pramuka dan PMR. Aku pun tak masalah dan menjalaninya dengan senang.
Hampir satu tahun aku mengikuti latihan Pramuka dan yang bertahan hingga sekarang ada sekitar 20 orang, meskipun demikian tidak semuanya selalu aktif datang saat latihan. Suatu hari ada pengumuman dari pembina bahwa sekolah akan berpartisipasi dalam kegiatan LT 2 dan ACAPELA. Oleh karena itu dipersiapkan regu yang akan berangkat mengikuti kegiatan lomba tersebut. Dikarenakan kegiatan LT 2 lebih dekat daripada ACAPELA yang waktu pelaksanaannya masih 3 bulan lagi maka sekolah hanya akan mengirimkan satu regu putra dan satu regu putri untuk mengikuti dua lomba tersebut.
Akhirnya mulailah pemilihan anggota yang akan mengikuti lomba tersebut untuk mewakili sekolah. Sekolah telah memiliki nama regu baku yang digunakan untuk mengikuti lomba-lomba tersebut, yakni Regu Rajawali untuk putra dan Regu Matahari untuk putri. Dalam perlombaan kali ini adik-adik kelas satu yang lebih ditekankan untuk ikut karena kakak-kakak kelas dua sudah pernah mengikuti lomba ACAPELA. Oleh karena itu, untuk memberikan pengalaman kepada adik-adik kelas, maka adik-adik kelaslah yang dikirim untuk mengikuti lomba. Dan yang terpilih menjadi pemimpin Regu Rajawali adalah aku dan pemimpin Regu Matahari adalah Rani Widya Samara.

Perekrutan anggota pun dimulai dan materi latihan mulai dipadatkan untuk mepersiapkan mengikuti LT 2 yang akan diselenggarakan dua bulan lagi... –cerita selanjutanya bersambung di bagian yang lain-

Want to See Elephant in Underground??

Jika berjalan menuju ke arah selatan dari Terminal Penumpang Giwangan yang lebih tepatnya melalui jalan Imogiri Timur, maka akan tampakalah sebuah papan penunjuk yang akan mengarahkan perjalanan ke sebuah kebun beranama Kebun Buah Mangunan yang terletak di Kecamatan Mangunan. Namun, bukanlah disini yang akan menjadi sasaran objek wisata yang menarik. Objek wisata yang akan dituju kali adalah sebuah gua yang terletak tepat disebelah dari Kecamatan Mangunan, lebih tepatnya gua ini terletak di Desa Lemahbang, Kecamatan Dligo, Bantul.


            Gua Gajah, itulah sebutan nama dari objek wisata yang saat ini sedang dikembangkan oleh masyarakat di Desa Lemahbang, Kecamatan Bantul. Disebut sebagai gua gajah karena pada salah satu ornamen didalam gua terdapat sebuah batu yang berbentuk seperti menyerupai hewan gajah. Walaupun demikian tidaklah hanya ornamen berbentuk gajahnya saja yang menjadi daya tarik. Gua gajah ini juga memiliki satu buah pintu masuk dan satu buah pintu keluar. Menariknya, pintu keluar gua gajah ini seperti pintu keluar pada gua-gua pada umumnya. Pintu keluar gua gaja ini merupakan gua vertikal sehingga jika mau keluar dari gua pengunjung harus menaiki tangga terlebih dahulu yang tingginya kurang lebih 4 meter.
            Jarak dari pintu masuk Gua Gajah hingga pintu keluar gua vertikalnya kurang lebih berkisar 350 meter. Namun sebenarnyadari pintu keluar gua vertikalnya masih ada jalur yang bisa diteruskan untuk menelusuri gua tersebut, namun karena kondisi dan masih tertutup oleh tanah maka eksplorasi gua tidak bisa dilanjutkan atau bisa dibilang menjadi gua terberujung alias buntu.

            Setelah puas bermain didalam tanah, maka tujuan selanjutnyaadalah diatas tanah. Tepat diatas setelah keluar dari Gua Gajah, maka pengunjung akan disajikan dengan sebuah tempat yang menurut masyarakat disebut sebagai “menara pandang”. Dari menara pandang ini akan sangat terlihat pemandangan daratan karpet hijau Kabupaten Bantul hingga Kabupaten Wonosari. Begitu indahnya pemandangan disertai terpaan angin semilir pasti akan menjadi kenangan yang tak akan terlupakan dalam pengalaman perjalanan ke Lemahbang.

            Selain itu, masyarakat di Desa Lemahbang juga terkenal sebagai masyarakat pengrajin sarung keris. Disini banyak ditemui beberapa warga yang masih membuat sarung keris. Jika para pengunjung ingin membeli ataupun memesan sarung keris untuk koleksi keris dirumah, maka tidak ada salahnya untuk mampir ke beberapa rumah warga di sini karena hasil kerajinannya sudah sangat terkenal.

            Menarik bukan, tidak ada salahnya jika suatu hari nanti ada kesempatan untuk berkunjung ke Yogyakarta maka sempatkan diri untuk main ke Lemahbang. Sekali main ke Kebun Buah Mangunan, pastikan bahwa mampir ke Desa Lemahbang untuk mengunjungi Gua Gajah. Mari berlibur ke Yogyakarta. 

Selasa, 03 Juni 2014

The Greatfull May !

            Mei apabila diartikan dalam bahasa inggris berarti ‘May’ yang dapat diartikan “Kemungkinan” dan itulah yang terjadi pada bulan Mei. Semoga segala kemungkinan-kemungkinan tersebut akan memberikan kepastian dan menjadikan diri ini semakin yakin akan masa depan esok hari yang akan semakin jelas dan mantap. Amiin.
            Kumulai tulisan ini dengan sepatah kata dari sebuah film Indonesia yang sangat menginspirasi, “.... Letakkan mimpimu tepat 5 cm di depan k'eningmu, biarkanlah dia tetap menggantung hingga suatu hari nanti kau akan dapat meraihnya....” (2013, 5cm).



            Tak pernah kusangka bahwa bulan Mei akan menjadi bulan dengan banyak kenangan dan pengalaman hidup yang tak akan ternilai dalam sejarah hidupku. Perjalanan hidup di bulan ini dimulai dengan malam keakarban bersama seangkatan di Kawasan Konservasi Hutan Wanagama. Sebuah keakraban yang tak pernah terlupakan dari para sahabat-sahabatku dari satu almamater yakni Teknik Fisika. Sungguh membanggakan bisa menjadi satu bagian keluarga bersama kalian. Seluruh petualangan kita selama ini tak akan pernah bisa aku lupakan.
            Pada minggu pertama merupakan gathering beasiswa BATAN yang diselenggarakan di Buperta Cibubur. Petualangan dan kebersamaan yang sangat hangat, meskipun berasal dari latar belakang suku, pendidikan, dan daerah, namun semuanya dapat menyatu berbaur lebur memberikan kehangatan selayaknya keluarga. Terima kasih pada Yanda-Yanda yang senantiasa menemani bersama dalam setiap suka duka di keluarga ini, yakni Pak Dimas dan Pak Adi. Segala yang telah terjadi di Buperta bukanlah menjadi akhir, namun akan menjadi awal dari yang terbaik untuk menjadikan Indonesia lebih baik lagi. Oia, pada minggu ini adikku tersayang Tri Mei Putpitasari juga berulang tahun yang ke 18 tahun.


            Akhir minggu kedua bulan Mei merupakan waktu petualangan yang aku lakukan bersama ketujuh sahabatku ke kota Malang. Mereka semua adalah Aji, Gio, Sayid, Panji, Nurul, Ijong, dan Firly (meskipun Panji tidak ikut ke Malang pada akhirnya). Kami menempuh perjalanan Yogya-Solo-Malang dan kembali pulang ke Yogya dengan menempuh perjalanan Malang-Surabaya-Solo-Yogya. Petualangan dan pengalaman yang sangat menyenangkan untuk dapat bertemu dengan keluarga baru dari KOMMUN Ranting UIN Sunan Maliki Malik Ibrahim yang baru saja lahir. Semoga pengalaman ini tidak pernah kita lupakan dan ingat janji kita bahwa tiga bulan dari sekarang (Mei) kita akan berusaha untuk menaklukkan puncak Mahameru. Amiin...

            Minggu ketiga adalah minggu yang paling spesial dalam hidupku karena tepat pada tanggal 20 Mei (Hari Kebangkitan Nasional) akhirnya aku melepas statusku sebagai seorang mahasiswa dan menerima gelar Sarjana Tabah, eh maksudnya Sarjana Teknik (S.T.). Alhamdulillah, puji syukur sebesar-besarnya kehadirat Allah swt. yang memberikan kemudah dan kelancaran dalam setiap langkahku hingga saat ini. Semoga keberkahan dan kerahmatan senantiasa dilimpahkan kepada hamba dan seluruh keluarga, saudara, sahabat, dan umat muslim dan muslimat.. Amiiin. Terima kasih juga kepada seluruh teman-teman dari sejurusan, Tim KKN dan tak lupa keluarga besar Racana Gadjah Mada dan Racana Tribhuwanatunggadewi.

            Selepas acara wisuda, aku tidak kembali ke kotaku yakni kota tahu, karena rupanya aku masih harus dijumpakan dengan adik-adik binaanku dari SMPN 13 Yogyakarta. Aku diminta untuk menemani kegiatan LT 1 bersama mereka dan pada akhirnya akupun kembali mendapat keluarga baru. Sebuah acara perkemahan yang sudah lama aku rindukan bersama adik-adik penggalang. Melihat canda tawa dan meriahnya suasana perkemahan seperti mengingatkanku pada masa-masa saat aku menjadi Penggalang kala di SMP dulu. Sekarang apa kabar yang SMPku dan mantan rekan seregu di Rajawali dan Matahari Spenesa. Semoga kesehatan dan kerahmatan senantiasa dilimpahkan kepada kalian semua, Amiiin..

            At least, minggu terakhir pada bulan ini aku habiskan dengan mengikuti kegiatan Pengabdian Masyarakat yang diselenggarakan oleh Racana. Mungkin ini adalah keikutsertaan terakhirku di Pengabdian Masyarakat yang diselenggarakan oleh Racana. Diantara kegiatan di Racana yang paling aku suka adalah kegiatan PM ini karena pada kegiatan ini kami selaku para pandu-pandu dituntut untuk dapat memberikan pengabdian kepada masyarakat. Meskipun tidak selama seperti waktu KKN, namun kegiatan PM ini sudah selayaknya seperti kegiatan KKN dan aku bangga bisa ikut serta dan membimbing dan membekali kakak-kakak CD untuk dapat ikut berpartisipasi dalam mensukseskan kegiatan ini. PM tahun ini diselenggarakan di Lemahbang, Dlingo, Bantul, Yogyakarta. Daerah dataran tinggi dengan potensi wisatanya yakni Gua Gajah. Satu minggu aku habiskan bersama dengan kakak-kakak Racana Gadjah Mada dan Racana Tribhuwanatunggadewi. Pengalaman dan kebersamaan yang tak akan pernah terlupakan.
            “Mungkin inilah yang ingin Allah tunjukkan kepadaku dan lebih mengizinkan aku untuk diwisuda di Bulan Mei atau lebih tepatnya di Bulan Rajab dalam kalender Islam”. Itulah kata-kataku setelah Bulan Mei ini berakhir. Jika boleh bercerita sebentar, dulu aku sangat menginginkan bisa diwisuda di Bulan Februari karena pada bulan tersebut ada dua hal besar yang ingin aku persembahkan. Pertama aku ingin mempersembahkan wisudaku untuk orang yang paling aku cinta dan kedua karena aku berharap setelah selesai wisuda aku dapat ikut berlayar ke Maluku. Namun, Allah tidak mengizinkan semua itu. Aku pun tidak diridhoi untuk dapat diwisuda di Bulan Mei dan rupanya Allah menjawab dua keinginanku tersebut dengan balasan yang lebih mulia lagi, yakni sebuah keluarga yang selama ini telah menemaniku bersama-sama selama aku menempuh jenjang pendidikanku. Sebenarnya banyak kisah dan hal-hal berharga yang masih ingin aku ceritakan di Bulan ini dan memang semua ini dapat terjadi atas berkat izin dan rahmat dari Allah swt. “Sungguh apa yang disembunyikan oleh Allah adalah sesuatu yang lebih baik jika daripadanya kamu mengetahui.”

            Meskipun demikian, sedikit kesedihan terbesit dalam benakku karena sahabat telah lebih dahulu meninggalkanku dan meninggalkan pesan sebelum kepergiannya distatus Fbku. Pesanmu akan selalu aku pegang sobat dan kita adalah penakluk dunia suatu hari nanti, PASTI! Sungguh aku bersyukur atas segala rahmat-Mu Ya Allah, semoga ini menjadi awal untuk memulai lembaran hidup yang baru. Kini hari telah masuk ke Bulan Juni atau Bulan Syakban dalam kalender Islam, sudah waktunya untuk melangkahkan kaki ke medan yang baru dan bersiap untuk petualangan yang lain. Aku yakin bahwa Allah bersamaku dan disetiap langkah petualanganku nantinya aku berharap masih dapat memegang erat mimpi, keyakinan, Islam, dan tetap memberikan manfaat kepada sekitarku. Dan yang terakhir dari yang terakhir bahwa rencana Allah adalah rencana yang terbaik dari rencana kita yang bisa kita rencanakan. Wallahua’lam bin shoab....

            

What's the Perception ??

                Persepsi adalah tanggapan berupa penerimaan langsung dari suatu opini atau rangsangan tertentu yang perlu diteliti. Persepsi biasa kita gunakan dalam menentukan suatu permasalahan yang secara tiba-tiba atau tanpa sengaja muncul dalam keseharian kita. Tidak banyak orang akan berpresepsi ketika menjumpai suatu permasalahan, bertemu dengan orang, atau bahkan ketika sedang belajar atau mungkin mengerjakan ujian. Persepsi adalah hal yang paling sederhana dan paling sering manusia lakukan.
                Dalam kesehariannya kita akan menemui yang namanya persepsi negatif dan persepsi positif. Persepsi negatif adalah suatu penerimaan yang bersifat negatif sedangkan persepsi positif adalah suatu penerimaan yang bersifat positif. Dalam berpresepsi juga sangat ditentukan dengan kehadiran hati, bila hati sedang gundah, gelisah, dan tidak nyaman maka akan sangat sering muncul persepsi-persepsi negatif sedangkan saat hati sedang semangat, senang, dan bahagia maka akan mudah memunculkan persepsi positif yang berkaitan dengan optimisme dan keyakinan.
                Namun terlepas dari kedua hal tersebut, pernahkan Anda mendengar tentang persepsi luas dengan persepsi sempit? Persepsi luas adalah suatu penerimaan yang mana dalam upaya diterima harus mempertimbangkan hal-hal yang begitu global atau general sedangkan persepsi sempit adalah suatu penerimaan yang mana dalam upaya diterimanya hanya bersifat sempit dan fokus akan suatu hal tertentu.
                Otak manusia diciptakan dengan memiliki banyak potensi, mulai otak besar, otak kecil, dan otak bawah sadar memiliki kemampuan dan potensinya masing-masing. Tidak hanya itu, dalam beberapa perkembangannya kemampuan berpikir otak setiap manusia juga berbeda-beda tergantung pada suplai darah dan kinerja neuron yang terdapat dalam saraf-saraf yang terhubung didalam otak. Kaitannya dengan persepsi, yakni persepsi merupakan bentuk aktualisasi dari stimulasi kinerja otak yang dibuat oleh manusia untuk menimbulkan suatu penerimaan atas apa yang dirasakan oleh sebagian tubuh. Dengan kata lain, persepsi itu timbul dari hasil sebuah kinerja dimana tubuh manusia menerima suatu rangsangan baik itu berupa komentar, pengetahuan, sentuhan, atau apapun yang pada akhirnya akan memberikan stimulasi pada otak yang sedemikian hingga akan menimbulkan persepsi sementara pada otak. Persepsi ini akan muncul dalam waktu yang sangat cepat dan belum tentu persepsi tersebut akan dilaksanakan oleh organ tubuh. Persepsi sementara yang timbul biasanya dirasakan oleh manusia secara tidak sadar dan memang berjalan dalam waktu yang sangat cepat.
                Seperti yang dijelaskan diatas, bahwa persepsi ini sangat dipengaruhi oleh kondisi perasaan atau kejiwaan dari orang tersebut. Persepsi senantiasa akan muncul jika terdapat suatu rangsangan dan dipengaruhi oleh kondisi hati atau perasaan dari orang tersebut. Lalu apa hubungannya dengan persepsi luas dan persepsi sempit? Persepsi luas biasanya akan dapat muncul apabila seseorang dalam keadaan tenang dan dapat mengeksplor selutuh perasaan dan ingatannya. Kondisi ini biasa disebut sebagai kondisi delta dalam hal psikologi. Kondisi ini akan dapat membuat seseorang membuka lebar seluruh ingatannya melewati ruang dan waktu sehingga dia akan dapat melihat dan mengingat apa yang telah terjadi pada masa lalunya. Apabila kekuatan batinnya sangat kuat maka orang dalam kondisi ini akan dapat membuka mata hatinya dan akan dapat dengan mudah membaca perasaan orang lain.
                Persepsi menyempit terjadi apabila kondisi seseorang sedang tidak tenang dan merasa tertetekan atau lebih tepatnya panik. Pada kondisi ini seseorang hanya akan terfokus pada satu hal yang menyebabkan dia menjadi panik dan tidak dapat mengeksplor potensi kondisinya sendiri. Kondisi ini akan menyebabkan seseorang menjadi menyempitkan pandangan sehingga hal-hal yang kecil disekitarnya akan sangat mudah terabaikan.

                Itulah sekilas tentang persepsi yang mungkin dapat memberikan sedikit ilmu kepada sobat-sobat pembaca. Mungkin dalam pemaparan diatas masih ada yang kurang tepat karena penulisan ini didasarkan pada pengalaman dan logika saja. Semoga dapat bermanfaat...

Sebuah Perjalanan Pasti Akan Berakhir

Aku tidak tahu kapan aku memulainya karena dengan demikian aku berharap tidak akan pernah ada akhirnya. Deburan ombak dan hembusan angin s...