Minggu, 12 Agustus 2018

KADO TERINDAH! KUPENUHI CITA-CITA BERKELILING INDONESIA





Tanggal 5 Agustus 2018, merupakan hari yang sangat membahagiakan bagi saya. Pada hari kedua diusia saya yang ke-26 tahun, akhirnya saya bisa menginjakkan kaki ke tanah Sumatra yang sudah sangat ingin saya kunjungi. Kebahagiaan saya yang begitu besar ini memiliki alasan khusus yang memang tidak banyak orang ketahui kecuali orang-orang terdekat saja. Alasan khusus itu adalah akhirnya saya bisa memenuhi cita-cita saya yang ingin bisa mengelilingi Indonesia, sehingga kunjungan saya ke tanah Sumatra ini merupakan sebuah impian sekaligus kado terindah di usia saya yang ke-26 tahun.

Awal mula saya bisa berkunjung ke Sumatra ini adalah adanya tugas kunjungan yang diamanahkan oleh kantor dimana saya bernaung sekarang. Kantor saya sedang menjalankan proyek inventarisasi gas rumah kaca di dua provinsi percontohan. Dua provinsi percontohan tersebut adalah Provinsi Riau di Pulau Sumatra dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di Gugusan Kepulauan Nusa Tenggara (dulunya Sunda Kecil).

Di awal bulan Agustus, agenda kunjungan sudah disepakati antara pihak user dan tim proyek dari kantor saya. Untuk tugas kunjungan pertama adalah ke Kupang, NTT dan kemudian berselang 2 hari dilanjutkan ke Pekanbaru, Riau. Segala keperluan untuk keberangkatan sudah disiapkan jauh-jauh hari. Sebelum keberangkatan tim pertama ke Kupang, pimpinan proyek menyampaikan pada saya bahwa saya tidak dimasukkan dalam tim pertama yang berangkat ke Kupang, melainkan saya akan diberangkatkan dalam tim kedua untuk kegiatan di Pekanbaru. Pada saat itu, saya cukup berdebar-debar karena tinggal selangkah lagi cita-cita saya untuk bisa berkeliling Indonesia akan tercapai.

Setelah tim pertama berangkat ke Kupang, tiba-tiba muncul keraguan dari dalam diri saya. Saya tidak tahu apakah alasan saya menjadi ragu-ragu untuk menerima amanah tugas kunjungan ke Pekanbaru. Keesokan harinya, ada chat masuk digrup wa kantor bahwa tim kedua yang akan diberangkatkan ke Pekanbaru belum fix dan akan dipastikan sehari setelah tim pertama kembali ke Jakarta, walaupun demikian nama saya dan nama salah satu rekan saya sudah tertulis menjadi orang yang akan diberangkatkan ke Pekanbaru. Awal membaca chat tersebut, tidak terbesit apapun dalam benak saya. Saya hanya fokus pada pekerjaan di kantor untuk mempersiapkan dokumen kunjungan ke Pekanbaru bersama dengan dua rekanku, Aji dan Annas serta membuat buku panduan pelatihan yang merupakan salah satu materi dalam proyek ini.

Keesokan paginya, ada suatu perasaan yang membuat saya tidak enak dan membuat pikiran saya kacau sehingga saya tidak bisa berkonsentrasi selama di kantor. Disaat itu pula saya merasakan kembali perasaan bahwa saya belum bisa menjalankan amanah untuk berangkat kunjungan ke Pekanbaru. Perasaan itu terus mengganggu hingga akhirnya malam sepulang dari kantor saya mencoba menghubungi ibunda saya untuk meminta ijin dan restu apabila saya diberangkatkan ke Pekanbaru. Setelah memperoleh ijin, perasaan saya masih tidak enak dan saya mencoba mengutarakan keinginan kepada salah seorang manajer yang sedang ada di Kupang. Saya menyampaikan padanya bahwa apakah bisa saya digantikan oleh rekan yang lain. Sang manajer tidak lantas mengatakan iya, dia bertanya pada saya tentang alasan saya sedangkan saya sendiri pun tidak tahu apa alasan yang membuat saya ingin digantikan. Tak berselang lama kemudian, saya pun dihubungi oleh pimpinan proyek yang ingin menanyakan alasan kenapa saya tidak ingin diberangkatkan ke Pekanbaru. Sekali lagi, saya pun tidak tahu alasan yang membuat diri ini bertanya demikian, padahal kesempatan pergi ke Pulau Sumatra ini adalah kesempatan yang paling saya tunggu-tunggu. Saya pun tidak bisa menyampaikan hal apapun lagi kepada pemimpin proyek. Setelah berkomunikasi dan menyampaikan beberapa hal tersebut, akhirnya perasaan saya bisa sedikit lega.

Setelah tim pertama kembali ke Jakarta, diputuskanlah tim kedua yang berangkat ke Pekanbaru dan nama saya tetap ada dalam tim tersebut bersama rekanku Aji. Keberangkatan kami pun dipercepat, yang seharusnya kami berangkat hari Senin pagi tanggal 6 Agustus diubah menjadi Minggu siang di tanggal 5 Agustus. Keputusan tersebut saya terima dengan senang hati. Akhirnya, saya dan Aji pun berangkat ke bandara. Nyaris saja kami ketinggalan pesawat dan meninggalkan barang penting di bandara karena kedatangan kami di bandara yang sangat mepet dengan waktu boarding pesawat yang akan habis.
Akhirnya kami pun terbang dan tiba di Pekanbaru di waktu sore hari. Udara dan pemandangan Pulau Sumatra yang sudah lama saya impikan terasa menyenangkan. Selama perjalanan keluar bandara hingga ke hotel tempat saya dan Aji menginap saya selalu takjub dan bahagia melihat kondisi masyarakat di Pekanbaru, salah satu bagian dari masyarakat Pulau Sumatra. Selama 5 hari pelaksanaan kunjungan di Pekanbaru, semua berjalan dengan baik dan acara bisa berjalan dengan sukses dan lancar. Sekarang mimpi saya untuk mengelilingi Indonesia telah tercapai dan mengunjungi Pekanbaru menjadi kado sekaligus puncak pencapaian cita-cita saya untuk mengelilingi Indonesia.

Sebagai informasi, saat saya kuliah saya pernah berpesan kepada salah seorang alumni bahwa saya ingin bisa berkeliling Indonesia sebelum akhirnya saya harus menikah atau mengambil sekolah keluar negeri. Minimal saya harus mengunjungi pulau-pulau besar di Indonesia sebagai representatif saya telah mengelilingi Indonesia. Dan syukur Alhamdulillah, ucapan tersebut bagaikan doa, dimulai dari tahun 2007 saya telah mengunjungi Pulau Bali, 2011 mengunjungi Banjarmasin, Kalimantan Selatan sebagai representatif Pulau Kalimantan, 2013 dan 2015 mengunjungi Makassar dan Tana Toraja, Sulawesi Selatan sebagai representatif Pulau Sulawesi, 2013 mengunjungi Sorong dan Teluk Bintuni, Papua Barat sebagai representatif Pulau Papua, 2016 dan 2017 mengunjungi Kep. Tanimbar dan Ambon sebagai representatif Pulau Maluku, 2017 juga ke Kupang, NTT dan Kisar, MBD sebagai representatif Kepulauan Nusa Tenggara, dan terakhir 2018 saya berhasil mengunjungi Pekanbaru, Riau sebagai representatif Pulau Sumatra.

Sekali lagi kado terindah yang tak pernah saya lupakan di usia saya yang sudang menginjak 26 tahun. Syukur alhamdulillah, saya panjatkan pada Allah swt karena telah mengabulkan dan merencanakan setiap langkah sehingga saya berhasil meraih cita-cita ini atas ijin dan ridho-Nya, sungguh rencana yang terbaik adalah rencana dari Allah swt. Terima kasih pula saya sampaikan kepada Bapak I Putu Sutrisna yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan beliau kepada saya sehingga saya diperkenankan berangkat ke Pekanbaru, begitu juga Mbak Primisita Sutopo serta Aji dan Arrum yang telah menjadi rekan tim yang kompak selama kunjungan di Pekanbaru. Sebuah kado terindah dari keluarga CBS untuk saya yang mana adalah orang baru di keluarga ini, dan rekan-rekan yang turut mendoakan saya setiap kali saya menceritakan cita-cita saya kepada rekan-rekan sekalian tentang keinginan berkeliling Indonesia, sesungguhnya yakinilah bahwa “setiap ucapan itu adalah doa dan semakin banyak orang yang tahu akan cita-citamu maka sebanyak itulah doa yang akan mengiringi agar cita-citamu bisa tercapai, Amiiin. Sebuah pesan untuk rekan-rekan yang tak pernah berhenti untuk meraih mimpi karena dengan mimpi kita akan hidup! (DC)


Pasar Apung, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 2011

Masjid Al Karim, Martapura, Kalimantan Selatan, 2011

Bukit Salib, Teluk Bintuni, Papua Barat, 2013

Rantepao, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, 2013

Bantimurung, Makassar , Sulawesi Selatan, 2015

Raja Lima, Kep. Tanimbar, Maluku, 2017

 Bandara El Tari, Kupang, NTT, 2017

Anjung Seni Idrus Tintin, Pekanbaru, Riau, 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Perjalanan Pasti Akan Berakhir

Aku tidak tahu kapan aku memulainya karena dengan demikian aku berharap tidak akan pernah ada akhirnya. Deburan ombak dan hembusan angin s...