Selasa, 18 Agustus 2015

Trip on Gedung Agung at Independence Day



Pagi hari yang berawan kala aku keluar dari kamar kos untuk menghirup udara pagi saat itu. Sebuah tas kecil berisikan perlengkapan untuk menghadapi kendala saat bersepeda dan beberapa perlengkapan elektronik sudah tertata rapi. Sepeda yang aku pinjam dari seorang teman pun sudah siap untuk aku kendarai. Dengan penampilan yang sesuai dengan ciri khasku, yakni berjaket hitam dan dengan mengenakan sebuah topi, aku mulai berangkat untuk menuju ke tempat penting di hari yang penting juga, yakni memperingati Hari Kemerdekaan RI ke – 70 di Gedung Agung, Yogyakarta.
Sudah keinginanku sejak aku tiba di Yogyakarta untuk bisa mengikuti ataupun melihat bagaimana pelaksanaan upacara Hari Kemerdekaan Repiublik Indonesia diselenggarakan di Kota Yogyakarta ini. Selama 4 tahun lebih keberadaanku di Yogyakarta, baru kali ini aku memiliki waktu untuk bisa pergi menuju ke Gedung Agung, Yogyakarta untuk melihat penyelenggaraan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Segera seteah persiapan siap, aku mulai mengeluarkan sepeda dari tempat parkir, membuka gerbang, dan mulai kukayuh sepeda tersebut menuju ke Gedung Agung. Selama perjalanan, aku amati kondisi jalan yang masih cukup lengang, tidak terlalu banyak kendaraan baik dari mahasiswa atau para pekerja yang melalui jalan-jalan utama di sekitar kampus UGM. Apakah mungkin karena hari ini hari libur sehingga banyak mahasiswa yang lebih memilih menghabiskan waktu untuk di dalam kamar atau mungkin sudah memiliki rencana memperingati hari kemerdekaan di tempat lain. Entahlah, apapun itu yang jelas kondisi jalan saat itu sangat nyaman untuk kutelusuri.
Aku dengan sengaja membuat rute menuju ke Gedung Agung dengan melewati kantor pusat UGM. Rupanya ketika aku sudah sampai disana, halaman utama kantor pusat UGM sudah bersih dan terlihat tanda-tanda telah selesai pelaksanaan upacara memperingati hari kemerdekaan. Benar saja, saat itu aku baru keluar dari rumah pukul 8 lewat sedangkan penyelenggaraan upacara di UGM pasti dimulai pada pukul 07.00 sehingga selesainya tidak akan terlalu siang. Wajar jika halaman kantor pusat sudah sepi dan bersih dari peserta upacara. Tanpa berhenti, aku pun tetap mengayuh sepedaku menuju ke Gedung Agung, Yogyakarta.
Dalam beberapa ruas jalan aku sempat berpapasan dengan beberapa siswa sekolah yang sudah pulang dari sekolah. Sepertinya sekolah juga telah selesai menyelenggarakan upacara dan memulangkan siswa-siswanya lebih pagi. Namun, dalam tengah perjalanan ada hal yang membuatku tersenyum bangga, yakni saat aku menelusuri jalan C. Simanjuntak, aku berpapasan dengan adik sekolah dasar yang juga dalam perjalanan pulang ke rumah dengan menggunakan sepeda. Sepedanya berhias bendera kecil merah putih di bagian belakang sepeda dan ketika aku mendahului si adik, terdengar suara nyanyian dari si adik “Bendera Merah Putih.... Bendera Tanah Airku........”. Suara nyanyian kecil tersebut tedengar oleh telingaku dan tanpa sadar aku menirukan lagu adik tersebut. Perasaan senang dan bangga muncul dalam hatiku karena si adik tersebut dengan bangga menyanyikan lagu-lagu kemerdekaan. Merekalah yang 30 tahun lagi akan menjadi generasi penerus dan pemimpin bangsa ini. Hal ini pun mengingatkanku kepada adik-adik Papua di Distrik Aroba yang sangat bersemangat kala menyanyikan lagu-lagu kemerdekaan di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Kulalui jalan Mangkubumi hingga jalan Malioboro dan terlihat kondisi jalanan yang belum terlalu ramai. Perjalananku pun akhirnya berujung, tepat di depan Benteng Vredeburg, ramai khalayak masyarakat dari berbagai latar belakang memenuhi area antara Benteng dengan Gedung Agung. Aku pun sangat terkejut melihat kondisi tersebut. Ku mulai untuk turun dari sepedaku dan mencari sebuah tempat duduk dibawah pohon untuk melihat-lihat kondisi sekitar. Kumulai memandangi orang-orang yang memadati area depan Gedung Agung. Terlihat adanya sekelompok polisi lantas, tentara, masyarakat dengan berbagai kondisi, ada yang sudah rapi, ada yang masih mengenakan kaos olahraga, dan ada pula yang berjualan. Seluruh masyarakat ini semuanya menantikan detik-detik pelaksanaan upacara di Gedung Agung.
Benar saja, ketika waktu mulai menunjukkan pukul 09.30, seluruh masyarakat mulai mendekati pagar Gedung Agung. Perlu diketahui bahwa memang hanya mereka tamu undangan dan peserta upacara yang mendapatkan undangan saja yang dapat masuk ke dalam halaman Gedung Agung untuk bisa mengikuti upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Sedangkan aku bersama masyarakat yang lain hanya bisa melihat dan mengikuti pelaksanaan upacara dari balik pagar. Dan tentunya aku juga merapatkan diriku ke tengah-tengah masyarkat yang sudah memadati pinggiran pagar Gedung Agung.
Suasana mulai menjadi sesak ketika momen yang paling ditunggu-tunggu tiba, yakni pengibaran Bendera Sang Merah Putih. Rupanya aksi dari Paskibra Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi primadona tersendiri bagi masyarakat Yogyakarta atau turis yang sedang berkunjung ke Yogyakarta. Nyatanya, mereka rela untuk berdesak-desakkan agar bisa melihat putra-putri terbaik se-Dearah Istimewa Yogyakarta dalam mengibarkan Bendera Sang Merah Putih.


Terdengar dengan keras aba-aba perintah dari pemimpin pasukan pengibar untuk melangkahkan kaki dan mulai terlihat barisan putih-putih para pasukan pengibar memasuki lapangan upacara menuju ke depan Gedung Agung, tempat dimana Inspektur Upacara berada untuk mengambil Bendera Sang Merah Putih yang akan dikibarkan. Masyarakat pun mulai dengan ramai-ramainya menyalakan smartphone atau kamera mereka untuk mulai merekam pengibaran tersebut. Yang membuat saya takjub adalah pada saat bendera telah terbuka dan siap untuk ditarik ke atas, Pemimpin Upacara pun memberikan aba-aba untuk bersikap hormat dan nyanyian Indonesia Raya pun dilantunkan, sontak masyarakat di sekelilingku pun ikut mengerakkan tangan dan bersikap hormat atas dikibarkannya Bendera Sang Merah Putih. Sungguh hal yang sangat membanggakan dan menyenangkan menyadari bahwa pada diri masyarakat saat ini masih tertanam rasa cinta tanah air yang sangat tinggi dan bangga akan perjuangan bangsa hingga dapat dikibarkanya Bendera Sang Merah Putih.
Selesai pengibaran, pasukan pengibar pun kembali ke barisan dan menuju ke tempat semula di titik awal pemberangkatannya. Acara pun dilanjutkan dengan menyanyikan lagu-lagu kemerdekaan oleh tim paduan suara pelajar Yogykarta yang telah dipersiapkan dengan mengenakan pakaian-pakaian adat daerah dari sebagian daerah Republik Indonesia. Pada saat itu pun aku mulai mengayuhkan sepedaku kembali untuk mengitari sebagian area kota Yogyakarta dan berakhir kembali pulang ke tempat kos sebelum dzuhur.
Selamat para Paskibra Daerah Istewa Yogyakarta, kalian telah melaksanakan tugas mulia dengan sangat sempurna. Selamat Hari Kemerdekan Republik Indonesia ke-70, semakin jayalah Indonesia dan jadilah macan dunia!

sumber gambar : krjogja, sorotjogja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Perjalanan Pasti Akan Berakhir

Aku tidak tahu kapan aku memulainya karena dengan demikian aku berharap tidak akan pernah ada akhirnya. Deburan ombak dan hembusan angin s...