Tulisan ini memang bukan tulisan saya, namun saya berusaha untuk mempublikasikannya agar memberikan manfaat bagi saudara-saudara muslimin sekalian. Semoga dapat memberikan manfaat dan sebagai sarana introspeksi diri kita sebagai kaum muda. Bismillah..
"Ketahuilah wahai para pemuda, sesungguhnya anda diciptakan untuk suatu urusan yang maha penting, tujuan yang luhur, yang untuk tujuan itulah Allah menciptakan dunia dan seisinya, mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab untuk menyeru kepadanya. Tujuan tersebut adalah beribadah kepada Allah Ta'ala tanpa menyekutukan dengan suatu apapun.
"Ketahuilah wahai para pemuda, sesungguhnya anda diciptakan untuk suatu urusan yang maha penting, tujuan yang luhur, yang untuk tujuan itulah Allah menciptakan dunia dan seisinya, mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab untuk menyeru kepadanya. Tujuan tersebut adalah beribadah kepada Allah Ta'ala tanpa menyekutukan dengan suatu apapun.
Ibadah inilah yang merupakan hakikat dinul Islam. Itulah millah (jalan)nya bapak kita Ibrahim, yang barangsiapa membencinya berarti berlaku bodoh terhadap dirinya sendiri, termasuk golongan orang-orang yang sesat dan binasa. Perkara ini pula yang menjadi wasiat para Nabi sebagian bagi sebagian yang lain, sebagaiman firman Allah:
وَمَن يَرْغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلاَّ مَن سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ. إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ. وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلاَ تَمُوتُنَّ إَلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ. أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاء إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُواْ نَعْبُدُ إِلَـهَكَ وَإِلَـهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَـهاً وَاحِداً وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akherat benar-benar termasuk orang-orang yang shaleh. Ketika Rabbnya berfirman kepadanya "tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab, "Aku tunduk patuh kepada Rabb semesta alam." Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'kub (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam." Adakah kamu hadir ketika Ya'kub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami menyembah Rabbmu dan Rabb nenek moyangmu Ibrahim, Isma'il dan Ishaq, (yaitu) Ilah Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." (QS Al-Baqarah: 130-133)
Maka setiap kali seseorang meninggalkan urusan yang menjadi tujuan penciptaannya yang menjadi jaminan kebahagiaan, keberuntungan dan kesuksesan dunia dan akhiratnya, lalu menyibukkan diri dengan urusan selainnya yang justru akan mendatangkan kebinasaan, kesengsaraan dan kerugiannya, maka dia adalah orang yang paling hina di antara yang hina, paling dungu di antara yang dungu.
Wahai pemuda, ibadah di dalam Islam memiliki pengertian yang luas, tidak benar jika diartikan sebatas pada shalat, sahum, zakat, haji dan syi'ar-syi'ar ta'abudiyah selainnya saja. Bahkan ibadah di dalam Islam adalah suatu manhaj yang saling melengkapi, menjadikan kemudahan kehidupan dalam seluruh aspeknya, sesuai dengan kehendak Allah عزّوجلّ. Sebagian ulama memberikan definisi ibadah, yakni "kata yang mencakup seluruh apa-apa yang dicintai dan diridhai oleh Allah, baik perkataan ataupun perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin."
Sehingga sudah selayaknya seluruh aspek kehidupan itu terikat pada tujuan untuk merealisasikan ibadah kepada Allah Ta'ala. Bahkan sudah menjadikan setiap marhalah (fase) kehidupan ini seluruhnya adalah ibadah, hingga kematian adalah merupakan bentuk ibadah kepada Allah عزّوجلّ, sebagaimana firman Allah:
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَاْ أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
"Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diprintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." (QS Al-An'am: 162-163)
Ketahuilah wahai saudaraku yang aku cintai, kebutuhan kita untuk beribadah kepada Allah lebih mendesak daripada kebutuhan kita terhadap makanan, minuman dan udara. Karena, makanan, minuman dan udara berfungsi untuk melestarikan badan, sedangkan ibadah berfungsi untuk menegakkan ruh dan badan sekaligus. Oleh karena itulah ibadah merupakan aktivitas seluruh makhluk yang ada, baik benda mati, hewan maupun tumbuh-tumbuhan, baik yang kita saksikan maupun sesuatu yang tak dapat kita saksikan. Allah berfirman:
وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلاَّ يُسَبِّحُ بِحَمْدَهِ وَلَـكِن لاَّ تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ
"Dan tak satupun melainkan bertasbih dengan me-muji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka." (QS Al-Isra': 44)
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِّنَ النَّاسِ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ
"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa saja yang ada di langit dan di bumi, matahari, bulan, bitang, gunung, pohon-pohonan, binatangbintang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya." (QS Al-Hajj: 18)
Maka siapapun yang meninggalkan ibadah kepada Allah Ta'ala dan menolak bersujud kepada-Nya maka Allah akan menghinakanny memburukkan keadaannya dan tidak menghendaki kebaikan atasnya.
Dan Allah Ta'ala mewajibkan kita untuk beribadah bukanlah demi mendatangkan manfaat bagi-Nya, karena Dia Subhanahu Maha Kaya dari seluruh alam, sebagaimana firman Allah:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ. مَا أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ. إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi sangat kokoh." (QS Adz-Dzariyat: 56-58)
Akan tetapi Allah Ta'ala membebankan ibadah kepada kita adalah untuk membersihkan dan men-sucikan kita serta menghilangkan penyakit hati dan syahwat hawa nafsu. Allah berfirman:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka, sesungguhnya do'a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka." (QS At-Taubah: 103)
Segala bentuk ibadah tidak diterima kecuali jika terpenuhi dua syarat, yakni ikhlas dan mutaba'ah (mengikuti) nabi صلي الله عليه وسلم. Allah Ta'ala berfirman:
فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاء رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Rabbnya. "(QS Al-Kahfi: 110)
Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
"Barangsiapa yang beramal dengan suatu amal yang tidak ada perintah dari kami, maka tertolak." (HR Muslim)
Demikian nyata pengaruh niat, begitu pula niat akan menjadikan kebiasaan-kebiasaan umum bernilai ibadah. Aktivitas seseorang berupa makan, minum, tidur, memakai pakaian adalah berupa kebiasaan-kebiasaan, akan tetapi jika orang yang mengerjakannya memiliki komitmen bahwa dengannya dia bertujuan untuk mendukung ketaatannya kepada Allah dan menampakkan nikmat-Nya atas dirinya, niscaya dia akan mendapatkan pahala karenanya.
Tidak diragukan lagi bahwa beribadah kepada Allah Ta'ala adalah ibadah yang paling terhormat, paling suci, paling luhur dan paling tinggi. Sedangkan beribadah kepada selain-Nya adalah kesyirikan, kesesatan dan kerugian di dunia dan akhirat.
Wahai pemuda, maksud beribadah kepada selain Allah tidak hanya terbatas pada tindakan menyembah berhala, thawaf di kuburan, memohon kepada penghuninya, menyembelih untuk selain Allah maupun istighatsah kepada selain Allah dalam hal yang tidak dimampui melainkan oleh Allah. Semua itu memang termasuk macam-macam beribadah kepada selain Allah. Namun lebih dari itu, karena ibadah mengandung unsur puncak kecintaan dan puncak menghinakan diri. maka barangsiapa yang mencintai sesuatu setara dengan cintanya kepada Allah dan menghinakan diri kepadanya, berarti dia telah beribadah kepada selain Allah, baik sesuatu itu berupa batu, berhala, manusia, kuburan, wali, pemahaman, madzhab, harta, dunia, wanita, hawa nafsu, syetan atau selainnya yang mana manusia menyerahkan (pasrah) dirinya dan beribadah mengabdi kepadanya.
Imam Ibnu Al-Qayyim berkata, "inti kesyirikan kepada Allah adalah syirik dalam mahabbah (kecintaan), sebagaimana firman Allah:
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللّهِ أَندَاداً يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللّهِ وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَشَدُّ حُبّاً لِّلّهِ
"Dan antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah." (QS Al-Baqarah: 165)
Maka Allah Subhanah mengabarkan bahwa di antara manusia ada yang menyekutukan-Nya, dia menjadikan tandingan selain Allah, mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Maksudnya, bahwa hakikat ibadah tidak terwujud jika disertai kesyirikan kepada Allah dalam mahabbah (kecintaan), berbeda halnya dengan cinta kepada Allah yang merupakan konsekuensi dari ibadah kepada-Nya.
Bentuk mahabbah yang paling agung dan terpuji adalah mencintai Allah semata dan mencintai apa yang Dia cintai. Inilah akar kebahagiaan dan intinya. Tiada seorangpun yang selamat dari adzab melainkan dengannya. Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ بِهِنَّ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعَدَ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
"Tiga perkara apabila ada pada seseorang berarti dia telah merasakan manisnya iman, (yaitu) apabila Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selain keduanya, seseorang yang tidak mencintai melainkan karena Allah dan benci kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkan darinya sebagaimana bencinya jika dirinya dilempar ke dalam neraka."(Muttafaq 'alaih)
Adapun cinta yang paling parah celanya adalah mahabbah ma'allah, yakni seseorang yang menye-tarakan rasa cintanya kepada Allah dengan tandingan selain Allah. Kecintaan ini merupakan inti kesengsaraan dan biangnya. Orang yang melakukannya berada di neraka dan diadzab di jahannam, wal 'iyadzu billah.
Kebanyakan pemuda teracuni dengan berbagai macam cinta yang tercela, di antaranya adalah:
1. Gandrung terhadap wanita dan gadis serta terfitnah oleh godaannya dan bergaul dengan mereka dalam kemaksiatan.
2. Cenderung mencintai remaja, bergaul dan memandang mereka dengan syahwat.
3. Mengidolakan para selebritis yang termasuk kategori orang-orang yang membuat kerusakan dan banci, serta latah mengikuti mereka dan menjadikan mereka sebagai teladan dan tokoh idola.
4. Mencintai orang-orang kafir, mengagungkan mereka, meniru mereka dan berpartisipasi dalam merayakan hari raya mereka.
5. Menyukai hal-hal haram dengan berbagai macam ragamnya serta asyik melakukanya. Terutama minuman keras, ganja, rokok, zina, homo dan selainnya yang kebanyakan pemuda telah terjerumus ke dalamnya.
Setelah paparan sekilas tentang hakikat ibadah dan mahabbah serta kemungkinan-kemungkinan penyimpangan yang terjadi berkaitan dengannya, memungkinkan bagi anda untuk bertanya kepada diri sendiri, siapakah yang Anda cintai? Benarkah Anda hanya mencintai Allah semata? Jika Anda menjawab, "ya", maka tanyakanlah kepada dirimu sendiri, apa bukti kecintaanmu kepada-Nya? Sudahkah engkau mencintai karena Allah dan benci karena Allah? Berwala' karena Allah dan bermusuhan karena Allah? Sudahkah Anda mencintai apa-apa yang dicintai oleh Allah dan membenci apa-apa yang dibenci oleh-Nya? Mencintai orang yang dicintai Allah dan membenci siapapun yang dibenci oleh-Nya?
Jika seluruh pertanyaan tersebut anda jawab dengan "ya" -saya berharap mudah-mudahan hal itu benar- maka sudah selayaknya saya bertanya: jika setiap pemuda memiliki sifat ubudiyah dan mahabbah yang sempurna kepada Allah semacam ini, lalu mengapa kita melihat kebanyakan pemuda benci terhadap ketaatan dan lari darinya?
Mengapa kami melihat banyak di antara pemuda yang meninggalkan [sholat] padahal ia merupakan tiang agama dan pondasinya?
Mengapa hobi kebanyakan pemuda adalah hal-hal yang haram, menerima dan senantiasa cenderung kepadanya, kepuasan mereka adalah ketika bisa mengerjakannya, kesedihan mereka adalah kehilangan kesempatan untuk bermaksiat?
Bukankah khamr, ganja, rokok, minuman-minuman keras, musik, film-film porno, zina, homoseks, memperolok-olok agama dan orang yang komitmen dengannya merupakan perbuatan haram yang umum dilakukan oleh para pemuda?
Bukankah hal-hal tersebut menyelisihi kecintaan kepada Allah سبحانه و تعالي dan cinta karena Allah? Bukankah ini merupakan bentuk syirik kepada Allah dalam mahabbah?
Bagaimana anda mencintai Allah sedang malam dan siang engkau menantang-Nya untuk berperang?
Bagaimana anda mencintai Allah sedang berulang-ulang engkau mengundang kemurkaan-Nya dan mendurhakai-Nya?
Bagaimana anda mengaku cinta kepada Allah, sedang jalan menuju masjidpun engkau tak mengetahuinya?
Bagaimana engkau mengaku mencintai Allah padahal engkau mencintai musuh-musuh-Nya, membanggakan mereka, meniru, dan berangan-angan jika engkau bisa seperti mereka?
Bagaimana engkau mengaku mencintai Allah sedangkan engkau berlaku sombong terhadap wali-wali Allah (mukminin), menghinakan dan melecehkan mereka?
Bagaimana engkau mengaku mencintai Allah sedangkan engkau menyelisihi Rasulullahصلي الله عليه وسلم secara dhahir dan bathin? Padahal Allah Ta'ala berfirman:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." (QS Ali Imran 31)
Dimanakah bukti ittiba'mu kepada Rasulullah صلي الله عليه وسلم wahai anda yang mengaku cinta kepada Allah Ta'ala?
Engkau membangkang kepada-Nya
Lalu mengaku bahwa engkau cinta
Inilah pengakuan yang nyata dustanya
Jika benar engkau mencintai-Nya
Tentulah engkau mentaati-Nya
Karena seseorang akan taat kepada kekasihnya
Keputusan inilah yang kami tunggu-tunggu sejak lama wahai pemuda. Kami berangan-angan, kalau saja keputusan telah kau ambil sebelum ini. Keputusan yang cepat tanpa menunda. Maka ambillah keputusan sekarang juga..tunduklah hanya kepada Allah saja sekarang juga..bertaubatlah kepada Rabbmu sekarang juga..,bermuhasabahlah terhadap dirimu sekarang juga...ubahlah jalan hidupmu sekarang juga.. .bersihkan dirimu dari peribadatan kepada selain Allah sekarang juga..jauhi syahwat yang diharamkan sekarang juga..ikhlaslah untuk Allah sekarang juga...ikutilah sunnah nabimu sekarang juga juga...perangilah hawa nafsu dan syetan sekarang juga..tinggalkan teman-teman bejatmu sekarang juga...sahutlah adzan dan makmurkan masjid Allah sekarang juga...anggaplah serius perkara yang haram sekarang juga...jagalah kedua mata, penglihatan, telinga dan hatimu dari segala yang haram mulai sekarang juga.
Jika nantinya anda terjerumus ke dalam kemaksiatan dan perkara yang haram, maka janganlah anda berputus asa. Akan tetapi perbaharuilah taubatmu dan mulailah dengan lembaran hidup yang baru. Janganlah engkau menyerah kepada ajakan hawa nafsu dan syahwat, paksalah nafsumu dan giringlah ia menuju ketaatan kepada Allah. Ingatkanlah jiwamu akan buruknya akibat dosa dan maksiat. Layangkan pandanganmu kepada ketinggian derajat pemuda yang taat sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi صلي الله عليه وسلم tentang jaminan yang diberikan kepada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah di hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya (di antaranya adalah)...”pemuda yang rajin beribadah kepada Allah" (Muttafaq alaih)
Ingatkan juga kepada jiwamu tentang kisah Nabiyullah Yusuf عليه السلام, bagaimana beliau memohon penjagaan kepada Allah dan memerangi hawa nafsu serta merasakan kedekatan Rabbnya. Allah mengangkat martabat beliau dan memuliakannya pada tingkat kemuliaan tertinggi, dan tanyakanlah kepada jiwamu, "apa jadinya andai saja beliau mengikuti hawa nafsu dan tunduk pada rayuan syetan?
Aku memohon kepada Allah untukku dan untukmu agar senantiasa mendapat- hidayah dan taufik, shalawat dan salam semoga terlimpah atas nabi kita Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya."
Sumber : Abdurrahman Ubaid, http://musyrifsejati.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar