Minggu, 26 April 2015

Jari-Jari itu Melantunkan Firman-Nya



            Pada hari selasa di minggu kedua bulan Maret, hatiku merasa haus dan ingin bertolak ke suatu tempat. Itulah yang aku rasakan ketika aku membuka mata di pagi hari pada hari itu. Sebuah perasaan gelisah dan keinginan untuk segera meninggalkan tempat tidur untuk pergi ke suatu tempat. Ya, hatiku sangat ingin pergi ke tempat itu, tempat dimana aku bisa memuaskan dahaga hatiku untuk bertemu, berkumpul, dan mendengarkan tentang dakwah Islam di Masjid Al-Mujahidin.
            Aku mulai hari-hari itu dengan aktivitas normal serpeti biasanya yang aku lakukan sehari-hari sebagai seseorang yang sedang mencari tempat bekerja yang layak. Kuhabiskan sebagian waktuku hanya di kos dengan berusaha menyelesaikan beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan. Sore harinya aku mulai bersiap-siap, karena setelah sholat magrib acara di Masjid Al Mujahidin dimulai.
            Setelah sholat magrib, aku lekas-lekas berangkat menuju ke Masjid Al Mujahidin dan sesampainya disana aku cukup terkejut. Tidak ada apa-apa, itulah yang aku temukan setelah sampai di masjid tersebut. Aku tidak menahu kenapa tiba-tiba masjid itu sepi. Aku berpikir aku salah melihat jadwal, namun setelah aku pehatikan kembali rupanya juga tidak ada perubahan jadwal. Kajian selalu dimulai setelah sholat magrib setiap hari selasa. Akhirnya karena telah bersusah payah untuk sampai ke masjid ini, sangat sayang jika harus pergi hanya dikarenakan tidak adanya kajian yang diselenggarakan. Aku pun memutuskan untuk masuk ke dalam masjid dan mengambil air wudhu.
            Setelah mengambil air wudhu, aku masuk ke aula utama dan bersiap mengerjakan sholat tahiyatul masjid. Ketika akan melakukan takbiratul ikhram, gerakanku sedikit terhenti karena sebuah lantunan merdu ayat-ayat Al Qur’an yang sedang dibacakan. Aku memperhatikan sekelilingku, mencoba untuk mencari tahu siapakah yang sedang membaca Al Qur’an. Sepanjang jauh mata memandang, yang aku lihat hanyalah sekelompok orang yang sedang berdiskusi, tidak ada yang terlihat sedang membaca Al Qur’an. Aku pun kembali memperhatikan sekeliling karena lantunan suaranya begitu merdu dan menyejukkan hati. Akhirnya pandanganku pun tertuju pada seseorang yang sedang membawa buku dan meletakkan sebuah tanggannya di atas buku tersebut sedangkan tangan yang satunya menyangga buku tersebut. Dalam perasaanku aku berpikir, apakah beliau yang sedang membaca Al Qur’an? Namun aku segera menghapus rasa penasaranku dan segera melaksanakan sholatku, karena tidak baik menunda-nunda suatu pekerjaan yang sudah hendak dimulai.
            Selesai sholat, aku kembali mengamati dan memperhatikan setiap detil gerakan tubuh seorang Bapak yang sedang membawa buku tersebut. Aku mencoba memfokuskan pandangan dan pendengaranku pada Bapak tersebut. Tak berselang lama, Subhahanallah, rupanya Bapak itulah yang sedang membaca Al Qur’an. Bapak itu tidak melihat buku tersebut, kepalanya tegak dan lurus namun matanya terpejam.Semakin aku mengamati gerak-geriknya, rupanya aku paham bahwa  Bapak tersebut sepertinya buta dan dengan bantuan tangannya beliau mampu membaca ayat-ayat Al Qur’an yang beliau baca. Aku sangat terkejut, tidak pernah aku menyangka dan benar-benar melihatdengan mata kepalaku sendiri bahwa ada hamba Allah yang begitu taat meskipun dengan kekurangan yang beliau miliki, namun beliau tetap berupaya untuk beribadah membaca kalam-kalam Allah. MashaAllah, Allahu Akbar.
            Wahai sahabat, coba kita perhatikan Bapak yang saya temui dalam cerita yang saya tuliskan diatas. Beliau adalah salah satu dari kita, umat manusia yang dilahirkan ke bumi dengan tugas dan tujuan yang sama yakni beribadah kepada-Nya. Beliau sebagian umat yang kurang beruntung dibandingkan dengan kita yang mana kita masih dianugerahi kelengkapan anggota tubuh, namun semangat dan usaha beliau untuk terus beribadah kepada Allah swt. sangat gigih. Bahkan dengan kekurangannya beliau masih mampu membaca Al Qur’an. Lalu bagaimanakah dengan Saudara yang memiliki anggota yang lengkap, hidung yang bisa membau, mata yang bisa melihat, mulut yang mampu berbicara, telinga yang bisa mendengar, dan kedua tangan dan kaki yang masih bisa bergerak. Apakah saudara sudah berusaha keras dan bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada-Nya? Marilah para sahabat, kita mensyukuri nikmat yang telah Allah swt. berikan pada kita dengan senantiasa beribadah kepada-Nya. Berusaha untuk melakukan hal-hal yang diperintahkan-Nya dengan baik dan bersungguh-sungguh dan berusaha dengan sangat keras untuk menghindari segala hal yang dilarang  oleh-Nya. Sesungguhnya seorang Bapak tadi hanya seglintir orang-orang dari kebanyakan orang yang dengan kekurangannya masih berusaha dan beribadah kepada Allah swt. Sedangkan kalian para sahabat, kalian yang masih memiliki kelengkapan dan tidak kurang satu apapun, kenapa harus menyerah dan hanya seala kadanya saja dalam beribadah kepada Allah swt?

            Mari mulai dari sekarang bangunlah diri kalian, mari berlomba-lomba dalam kebaikan untuk meraih keridhaan-Nya. Janganlah kalian buang waktu kalian dengan sia-sia hanya untuk aktivitas yang kurang bermanfaat dan hanya akan menjerumuskan kalian dalam lembah kenistaan. Janganlah menyianyiakan anugerah tubuh yang telah diberikan oleh Allah swt kepada kalian dengan malas-malasan dalam beribadah. Sesungguhnya apa yang kita lakukan hari ini adalah apa yang akan kita dapatkan di masa yang akan datang. Jika kita selalu berusaha dengan baik untuk menyiapkan apa yang ingin kita dapatkan di hari tua, lalu apakah kalian sudah mempersiapkan dengan baik untuk kehidupan yang kekal abadi di akhirat kelak, sahabatku? Mari sahabatku, selama masih ada kesempatan marilah beramal ma’aruf. Sesungguhnya masa depan yang terbaik adalah masa depan dimana di akhirat kelak kita diridhai Allah sebagai hamba-Nya bisa ditempatkan bersama dalam surga Allah swt. Amiiin yaa Rabb.

Referensi gambar :www.cintaquran.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Perjalanan Pasti Akan Berakhir

Aku tidak tahu kapan aku memulainya karena dengan demikian aku berharap tidak akan pernah ada akhirnya. Deburan ombak dan hembusan angin s...