Selasa, 09 September 2014

Kesaktian Pancasila, Terbukti Mengarungi Seluruh Nusantara

Setelah lama tidak menulis, akhirnya sebuah pena kuambil dan mulai kutuliskan kembali sebuah kata demi kata di barisan lembar putih ini. Ini adalah kisah yang cukup menginspirasi dan mungkin cukup menantang. Selamat menikmati wahai pembaca karena Pancasila itu Sakti!

Suatu hari di minggu pertama bulan September, aku menjalani amanahku sebagai seorang pemandu kegiatan pelatihan satuan. Kegiatan ini difungsikan untuk melatih anggota-anggota yang masih belum memiliki ketrampilan dalam mengelola sebuah organisasi atau satuan. Dalam acara, aku mengundang salah satu pemateri yang sangat fenomenal dan terkenal dijagat dunia pendidikan. Sepak terjang beliau sudah tidak perlu lagi di ragukan karena sangat dinamis dan mengagumkan. Beliau adalah Ki Sutikno, seorang dosen dari Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa dan sekaligus anggota dari Gerakan Pramuka.

Yah, disetiap materi yang dibawakan oleh Ki Sutikno selalu saja ada banyak hal baru dan menarik yang disajikan. Selain itu, kebiasaan beliau yang selalu membawa asisten juga merupakan suatu hal yang sudah biasa ditemui dan menjadi ciri khas beliau. Namun, pada saat itu ada yang lain dari Ki Sutikno. Selain membawa seorang asisten, beliau juga mengundang seseorang yang aku kira bukan berasal dari Jawa. Dari ciri-ciri fisik beliau yang berkulit gelap dan berambut agak ical mengingatkanku pada saudara jauh dari timur nusantara. 

Kebetulan sekali, sang tamu yang diundang oleh Ki Sutikno ini mengambil tempat duduk tepat disampingku sehingga seketika ada kesempatan aku pun mengajak beliau ini berbincang-bincang sambil memperhatikan materi yang disampaikan oleh Ki Sutikno.

Beliau bernama Liberous yang berarti kebebasan (Liberal) yang serius, namun beliau biasa dipanggil dengan sebutan Bung Sila. Beliau mendapatkan panggilan Bung Sila dari salah satu mahasiswa di Palembang. Bung Sila ini berasal dari Flores. Lalu kenapa dia bisa mendapatkan sebutan dari mahasiswa di Palembang.

Bercerita tentang beliau, rupanya Bung Sila ini telah pergi ke seluruh penjuru Nusantara dengan berbekal sepeda motor dan uang beberapa ratus ribu rupiah. Perjalanannya ke seluruh penjuru Nusantara bukan karena ingin bersenang-senang, namun beliau memiliki misi yakni membuktikan dari Kesaktian Pancasila. Dia berkeyakinan bahwa jika Pancasila memang sakti, maka dengan bekal yang ia bawa maka dia akan berhasil mengelilingi nusantara. Selain itu, beliau juga melakukan kegiatan bakti seperti mengajar dan berceramah serta mencari tahu kenapa negara kaya raya ini masih dipenuhi oleh pemimpin-pemimpin yang melakukan tindak korupsi.

Akhirnya perjalanan beliau berakhir dengan keberhasilan beliau mengelilingi nusantara dari papua, sulawesi, jawa, sumatra, dan kalimantan. Beliau pun juga bercerita bahwa hanya dengan membawa misi Pancasila, beliau sempat diundang untuk menjadi penceramah di Masjid Besar Aceh, meskipun beliau adalah seorang nasrani. Pada akhirnya, dari perjalanan itulah beliau dipertemukan dengan Ki Sutikno dan bertemu pula dengan diriku di sini, di kampus kerakyatan, kampus perjuangan, dan kampus nusantara, UGM.

Semoga perjuangan Bung Sila dalam upaya membuktikan Kesaktian Pancasila dan menyatukan Indonesia terus berlanjut, dan semoga semakin banyak orang-orang yang mengikuti langkah beliau sehingga masyarakat sadar bahwa pentingnya Pancasila dan semakin mendekatkan saudara-saudara kita setanah air yang terletak di seberang pulau. Salam Nusantara dari Gadjah Mada, Bung Sila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Perjalanan Pasti Akan Berakhir

Aku tidak tahu kapan aku memulainya karena dengan demikian aku berharap tidak akan pernah ada akhirnya. Deburan ombak dan hembusan angin s...